Di ranjang senja kala itu
Kita nikmati suka
Serta mereka yang tertawa
Gelorakan cita bersama
Kita nikmati suka
Serta mereka yang tertawa
Gelorakan cita bersama
Sore itu
Di penghujung kota Bekasi
Aku bersaksi
Selain dirimu
Tiada lagi wanita di hati
Di penghujung kota Bekasi
Aku bersaksi
Selain dirimu
Tiada lagi wanita di hati
Puisi yang terlantun itu
Adalah bukti segalaku
Bahwa kau inginku
Meski ada malu di raut wajahmu
Adalah bukti segalaku
Bahwa kau inginku
Meski ada malu di raut wajahmu
Kini,
Saat itu telah berlalu
Kelam hari sudah mewaktu
Dan kau?
Iya, kau.
Ah... Sudahlah
Saat itu telah berlalu
Kelam hari sudah mewaktu
Dan kau?
Iya, kau.
Ah... Sudahlah
Bukan enggan inginmu
Aku tahu
Aku pula yakini
Kau adalah kita dan Tuhan
Suatu nanti
Aku tahu
Aku pula yakini
Kau adalah kita dan Tuhan
Suatu nanti
Amelia yang tersayang
Saat ini tiada apa diantara kita
Kau ingin aku bertahan
Dan aku berangan bersama disana
Saat ini tiada apa diantara kita
Kau ingin aku bertahan
Dan aku berangan bersama disana
Untuk kini
Biar waktu berjalan
Hadapi segala rintang
Tantang segala hadang
Tak gentar kian berkobar
Semoga Tuhan beri sabar
Biar waktu berjalan
Hadapi segala rintang
Tantang segala hadang
Tak gentar kian berkobar
Semoga Tuhan beri sabar
Penuh bukti seluruh ucap
Kan terlihat dalam pekat
Dalam rasa yang melulu sedap
Aku dan kau,
Ya, aku dan kau,
Kita terikat
Oleh ikrar selamanya
Kan terlihat dalam pekat
Dalam rasa yang melulu sedap
Aku dan kau,
Ya, aku dan kau,
Kita terikat
Oleh ikrar selamanya
Untuk Amelia,
Tunggu aku disana
Jangan kemana
Hingga aku buktikan segala
Pada dunia tentunya
Semoga kita, Tuhan beri "iya"
Tunggu aku disana
Jangan kemana
Hingga aku buktikan segala
Pada dunia tentunya
Semoga kita, Tuhan beri "iya"
Cibitung, 17 Oktober 2014
Aru Elgete