Kepada Yth.
Ny. Aru Elgete yang terkasih
di
Kedalaman cinta
Ny. Aru Elgete yang terkasih
di
Kedalaman cinta
Semoga senantiasa kau diberi sehat oleh Gusti Pangeran, sehat jiwa dan pikirmu, sehingga dapat menjalani lakon kawula dengan baik rupa. Semoga semesta memberi kebaikan dalam sukma kita.
Sebelum inti dari segala olah pikirku dalam keseharian tentangmu tertumpah dalam surat terbuka ini, ada sedikit hal yang ingin tertuah; Bagaimana kalau dua anak manusia berpisah hanya karena rapuh digerogoti oleh ego? Padahal cinta datang tanpa diminta, tak berbayang oleh apa-apa, kata-kata yang mengiringi datangnya cinta sekalipun, akan tak bermakna ketika ego telah merasuk ke setiap penjuru tubuhmu.
Aku mencintamu dengan tanpa tedeng aling-aling, meski beragam tuduhan silih berganti tidak pernah berhenti meracuni. Selama ini tak sadarkah kau bahwa keberadaan kita dalam kesengsaraan justru menjadi benteng terkuat yang seharusnya ada. Kita belajar bersama tentang segala hal; kadang kau yang kuberi pemahaman dan tak jarang pula diriku yang kau beri pemahaman lewat laku dan gayamu bicara.
Saranku, tak perlu kau racuni dirimu dengan ego yang sama halnya dengan tuduhan-tuduhan itu. Dia, mereka, atau siapa pun yang menjadi pengalangmu untuk maju, hadapi saja dan jangan sampai terdengar suara rengekanmu oleh mereka-mereka itu yang sedang memberi asupan racun mematikan.
Butakan matamu dari pandangan-pandangan yang membuatmu hancur. Buat telingamu tuli dari deru hasutan setan. Kau juga perlu menjaga ucapan dari segala sesuatu yang kurang enak didengar. Atau, karena saat ini merupakan era digital, jaga jari-jarimu dari menyakiti orang lain, meskipun ada rasa bahwa justru orang lain itu yang menyakitimu. Bahkan yang terpenting dari itu adalah kuasai hatimu dengan alunan perasaan yang lembut, juga beri pelajaran untuk hatimu agar tak sembarang mengumpat dengan kutukan yang tak lazim.
Untuk hal-hal yang membuatmu sebal, kesal, dan jengkel yang kian menebal, tutup segala akses dari segala sesuatu yang menyebalkan itu sebagaimana acara-acara pengajian di kota-kota yang sering menutup akses pengguna jalan dan membuat para pengguna jalan itu kelimpungan mencari jalan lain untuk kembali pulang.
Nyonya Aru Elgete yang terkasih dan semoga diberi kasih oleh Gusti Pangeran, perbanyaklah membaca dengan cinta, membaca cinta, atau biarkan cintamu yang akan membaca setiap derap langkah hidup yang sedang kau jalani. Hapus dan tutup segala akses yang membuatmu merasa terganggu. Biar kau dibilang sombong, asal tak menjadi songong atau seperti engkong-engkong yang giginya sudah ompong, mendengar tak terdengar, bicara tak tertata.
Mari belajar menjadi sejati, belajar menjadi berarti, belajar menjadi seorang yang tak pernah punya benci, belajar menjadi perempuan yang senantiasa menebar kebaikan dengan cinta, sebab kedengkian dan segala kebencian akan musnah ketika kau tetap menebar cinta di mana pun bumi kau pijak.
Maaf dengan segala khilafku, dengan segala kealpaanku, dengan seluruh ketiadaanku, dengan segala hal yang sama sekali bukan karena salahku atau salahmu, maafkan mereka, maafkan segala kebencian, maafkan segala hal yang membuat jiwamu termakan ego dan hatimu menjadi tempat berkumpul racun saling tuduh. Karena cinta akan semakin tumbuh subur, ketika semakin dilumpuhkan. Hati-hati, sebab cinta terkadang tak menjadi yang sesungguhnya, tetapi menjelma dan mewujud seperti racun yang akan menghancurkanmu; itulah yang kusebut dengan ego.
Kasih yang terkasih dan semoga diberi kasih oleh Gusti Pangeran, ketahuilah bahwa kecintaanmu pada cinta, akan melumpuhkan segala kebencianmu pada segala yang kau benci. Mari, perkuat yakinmu bahwa masih ada cinta tersisa, dan kalau masih ada dengki dalam jiwamu, kembali kepada cinta, di sana adalah tempatmu menemukan kedamaian jiwa.
Demikianlah surat terbuka ini kubuat atas dasar cinta. Semoga kita kembali kepada cinta dengan keadaan penuh cinta. Atas perhatianmu, kuucapkan terimakasih.
Bahwa sesungguhnya cinta ini kepunyaan cinta dan akan kembali kepada pemiliknya; cinta.