Pak Jokowi tidak perlu mengaku dirinya seorang santri karena memang tidak pernah mondok.
Tapi Pak Jokowi memiliki karakter santri. Yakni taat beragama, tegas, lugas, dan dekat dengan masyarakat.
Hari Santri Nasional, Liga Santri Nasional, Santripreneurship dan Pesantreneurship adalah bukti nyata kedekatannya dengan para santri.
Sementara KH Ma'ruf Amin. Siapa yang tak kenal beliau? Pimpinan tertinggi NU dan MUI. Beliau itulah Panglima Kiai. Cicit dari Syaikh Nawawi Al-Bantani yang karya-karyanya lekat dengan para santri di pondok pesantren.
Soal ekonomi syari'ah dan kemaslahatan umat, Kiai Ma'ruf Amin tak bisa diragukan lagi.
Maka, pasangan Jokowi-KH Ma'ruf Amin ini sangat cocok untuk menjadi pemimpin Indonesia.
Jokowi-Ma'ruf Amin dalam bahasa Arab: Ja'a (telah datang) qowiyyun (orang yang kuat), ma'rufun (terkenal), wa aminun (dan dapat dipercaya).
Hari ini, kita melihat bahwa pemberitaan di media sosial penuh dengan hoaks dan ujaran kebencian. Maka dari itu, marilah kita berselancar di media sosial dengan bijak. Yakni dengan mengangkat kebaikan-kebaikan Pak Jokowi dan Kiai Ma'ruf Amin ke permukaan media sosial.
Kita tidak perlu menjelekkan yang lain. Cukuplah dengan memublikasikan segala hal yang telah dibukti-nyatakan oleh Pak Jokowi dan Kiai Ma'ruf selama ini.
Dunia sudah dalam genggaman kita, alangkah baiknya menggunakan media sosial dengan tidak melulu soal percintaan. Sebagai kaum generasi milenial, marilah bersama-sama, kita bahu-membahu memuat karya-karya kedua orang baik itu.
Bagaimana?
Itulah secuplik orasi yang dikemukakan pada Deklarasi Santri Jokowi, di Gedung Toton Baho, Pekayon, Kota Bekasi, pada Ahad (26/8).
0 komentar: