Wildan Fathurrahman (25 tahun) |
Wildan Fathurrahman lahir di Bekasi, pada 3 November 1993. Di usianya yang masih cukup muda, saat ini ia memberanikan diri menjadi Calon Anggota Legislatif DPRD Kota Bekasi.
Di Daerah Pemilihan (Dapil) 1, Bekasi Timur-Bekasi Selatan, Wildan maju dengan kendaraan politik Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) nomor urut 2.
Ia mengaku mendapat dorongan serta dukungan dari para kiai dan tokoh di kalangan Nahdlatul Ulama. Sebab, selama ini Wildan memang aktif di salah satu badan otonom Pengurus Cabang NU Kota Bekasi, yakni sebagai Wakil Sekretaris PC Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU).
Hadirnya Wildan di kontestasi Pileg 2019 ini menjadi angin segar bagi warga Nahdliyin dan santri di Kota Bekasi. Ia punya tagline yang tertulis di berbagai spanduk yang telah terpampang di setiap sudut jalan Bekasi Timur dan Bekasi Selatan; yakni Santri, Muda, Profesional.
Wildan Sebagai Santri
"Saya ini adalah santri NU alumni dari beberapa pondok pesantren. Yakni Pesantren Al-Hikamussalafiyah, Cipulus, Purwakarta; Manonjaya, Tasikmalaya; dan Az-Zainiyah Sukabumi," katanya, Sabtu (16/3).
Menurut Wildan, hal yang lebih penting dari seseorang yang berstatus santri adalah soal bagaimana nilai-nilai kesantrian di pesantren hadir untuk diterapkan ke dalam kehidupan masyarakat Kota Bekasi.
Artinya, santri yang terjun ke dalam dunia politik dituntut untuk senantiasa melakukan keberpihakan terhadap pendidikan keagamaan agar keberadaan lembaga pendidikan keagamaan menjadi lebih maksimal di Kota Bekasi.
"Kita suarakan aspirasi para santri dan kemudian menjadikan banyaknya terbit berbagai perda terkait pendidikan dan keagamaan," katanya.
Menurut Wildan, madrasah dan lembaga pendidikan keagamaan di Kota Bekasi ini cukup banyak tapi tidak menjadi daya tarik bagi para orang tua untuk menempatkan anak-anaknya ke sana.
"Istilahnya itu laa yamuutu wa laa yahya; tidak bermutu karena kurang biaya," jelas Wildan dengan nada guyon.
Tentu hal tersebut menjadi perhatian Wildan, sebagai seorang santri. Maka ia akan memulai dengan mengusulkan berbagai pembangunan infrastruktur pendidikan, sarana dan prasarana, kurikulum, serta menyoal kesejahteraan tenaga pengajar yang telah mengabdi untuk mencerdaskan anak bangsa.
"Termasuk mereka yang mengajar pengajian, dari majelis-majelis atau dari masjid ke masjid. Itu perlu juga kita perhatikan," tegasnya.
Bicara APBD Kota Bekasi, Wildan menyebut bahwa pada tahun 2019, anggaran daerah Kota Bekasi hampir mencapai jumlah Rp6 Triliyun. Baginya, hal itu merupakan sebuah kemajuan yang positif. Sementara anggaran untuk pendidikan digelontorkan sekitar 20 persen atau berkisar 1,6 Triliyun pada tahun ini.
"Tentu (anggaran) itu perlu dikawal. Kita pastikan bahwa tidak ada lagi masyarakat kita di Kota Bekasi, untuk bersekolah atau melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi menjadi bingung karena terbentur soal biaya," kata Wildan.
Representasi Pemuda
"Tagline saya yang kedua adalah muda. Sebab saya memang masih muda dan jomblo (belum menikah). Maka, ide-ide dan gagasan anak muda di Kota Bekasi akan kita maksimalkan," katanya.
Sebagai pemuda, dalam masa-masa kampanye, ia seringkali mengunjungi anak-anak muda untuk mendiskusikan berbagai persoalan yang sedang dialami. Jika disimpulkan, maka terdapat tiga hal yang menjadi keresahan anak muda saat ini.
Pertama, lowongan pekerjaan.
"Ini menjadi tantangan tersendiri buat anak muda. Bahkan, hingga hari ini angka pengangguran di Kota Bekasi juga masih cukup besar," katanya.
Wildan menegaskan, dirinya akan lebih memikirkan agar bagaimana lapangan pekerjaan untuk para pemuda dapat hadir lebih banyak di Kota Bekasi dengan salah satu diantaranya adalah peningkatan investasi.
Kedua, penyaluran minat dan bakat.
Potensi anak-anak muda dari berbagai bidang, kata Wildan, mesti didorong kemudian mampu benar-benar mengembangkan potensi dirinya masing-masing.
"Menjadi sangat miris ketika punya lapangan sepak bola berstandar nasional, misalnya, tapi yang lebih sering menggunakan justru tetangga: Persija Jakarta," kata Wildan, sebagaimana aspirasi yang dimunculkan dari anak-anak muda yang pernah diajak berdiskusi.
Maka, Wildan pun merasa sangat heran dan agak skeptis dengan persepakbolaan di Kota Bekasi. Kelak, ia akan mendorong berbagai pihak agar membuat regulasi untuk kemudian menghadirkan keberpihakan terhadap penyuluhan minat dan bakat anak muda.
Ketiga, jodoh.
Persoalan jodoh, menurut Wildan, memiliki keterkaitan dengan persoalan pertama yang dihadapi anak muda.
"Kalau nomor satu (soal pekerjaan) sudah selesai, anak muda pasti akan berani melamar gebetannya. Biasanya kurang lebih begitu," katanya.
Wildan Pekerja Profesional
Sosok muda ini adalah alumni Akper Universitas Islam Asy-Syafi'iyah, Jakarta. Kini, ia berprofesi sebagai perawat di salah satu rumah sakit yang terletak di Bekasi Selatan.
"Jadi saya dititipkan ilmu di bidang kesehatan dan itu menjadi modal untuk melayani masyarakat," kata Wildan.
Ia mengaku, ketika terpilih sebagai wakil rakyat nanti, akan memaksimalkan profesinya sebagai perawat untuk kemajuan Kota Bekasi di bidang kesehatan.
"Secara umum kita hadirkan kota Bekasi yang pada kondisi kesehatannya adalah rumah sakitnya banyak, dokternya berkualitas, dan fasilitasnya lengkap tapi rumah sakitnya sepi," jelasnya.
Dengan begitu berarti, menurutnya, orang Bekasi akan menjadi masyarakat yang sehat. Fasilitas kesehatan di Kota Bekasi memang harus tetap maksimal untuk lebih baik dan bagus lagi.
"Kemudian sering-sering mengadakan penyuluhan kesehatan yang harus ditingkatkan agar kondisi masyarakat Kota Bekasi menjadi masyarakat yang sehat. Tidak sedikit-sedikit ke rumah sakit atau berobat," katanya.
Jadi, tiga hal itulah --Santri, Muda, Profesional-- yang menjadi perhatian Wildan sehingga melahirkan sebuah semangat untuk senantiasa bisa lebih mengabdikan diri ke masyarakat, khususnya di dalam momentum Pemilu 2019 ini.
Ia berharap, Allah menakdirkan dirinya agar terpilih menjadi Anggota DPRD Kota Bekasi 2019-2024. Di Dapil 1 sendiri, kata Wildan menjelaskan, terdapat sembilan kursi yang akan diperebutkan.
"Tapi dari jumlah sembilan itu, kita atur agar bagaimana ada satu kursi untuk anak muda, satu untuk santri," kata Wildan, berharap.
Tentu hal tersebut menjadi harapan bersama, terlebih bagi para pendukung setianya. Namun, Wildan ingin agar harapan jangan hanya sebatas harapan. Melainkan mesti dibuktikan pada 17 April 2019 mendatang supaya mencoblos --DPRD Kota Bekasi-- di surat suara berwarna hijau.
"Kodenya gampang. 1.2, yaitu 1 nomor partainya dan 2 nomor calegnya: Wildan Fathurrahman," tutup Wildan.