Ilustrasi: kampunglucu.com |
Belakangan ini lembaga antirasuah atau antikorupsi gencar melakukan penangkapan terhadap para politisi dan pejabat yang terbukti melakukan tindak pidana korupsi.
Hal tersebut membuat salah satu bos partai di sebuah kota mendadak was-was bahkan kerap tidak bisa tidur karena diduga terlibat korupsi.
Hingga suatu malam, bos partai tersebut mengutus salah satu kadernya untuk sowan kepada seorang kiai pesantren di sebuah desa.
Sang kiai agak terheran malam sudah larut ada seorang tamu yang menghampirinya.
“Sampeyan dari mana, kok malam-malam ke pondok?” tanya sang kiai.
“Saya dari kota, Yai,” jawab utusan itu.
“Ada perlu apa jauh-jauh ke sini?”
“Minta didoakan Yai, untuk bos partai saya yang lagi kena musibah.”
“Musibah apa?” kiai tanya lagi.
“Diduga terlibat korupsi Yai,” jawab sang utusan bos partai.
“Loh, minta doa saja kok jauh banget. Apa di kota sampeyan sudah tidak ada sekelas kiai yang mau mendoakan si bos?”
“Bukan begitu Yai,” sergah si utusan.
“Lalu?” desak sang kiai.
“Habisnya, sulit cari kiai yang belum menerima sumbangan dari bos saya, jadi khawatir doanya kurang mempan,” seloroh si utusan.
(NU Online)