Sumber foto: akun instagram rumahguguk |
Di sebuah pondok pesantren di Tanah Papua, digegerkan oleh seorang santri berusia 10 tahun bernama Ismail Pakage.
Suatu hari, saat sedang bermain bersama teman-teman sebayanya usai mengaji, Ismail melihat seekor anjing sedang sekarat dan tergeletak di hutan. Sontak, dia lantas bergegas kembali ke pondok, mengabarkan hal tersebut kepada pak kiai.
Pengasuh pondok pesantren yang didiami Ismail itu adalah KH Asep Sukandar dari Garut. Kiai Asep memang sedang menjalani program dari salah satu kementerian untuk mengabdi di pedalaman.
Nah setibanya di pondok, Ismail meminta Kiai Asep untuk mengobati anjing yang tergeletak di hutan. Dengan memancarkan senyum penuh arti, Kiai Asep pergi ke hutan untuk melihat kondisi anjing yang dikabarkan sedang sekarat itu.
Melihat anjing yang sekarang tersebut, Kiai Asep yang asli Limbangan itu menempelkan telapak tangannya ke kening anjing dan berkata dalam bahasa Sunda:
"Njing, njing, lamun sia rek modar, gancang modar wae, mun rek hirup, gancang geura cageur, ulah ngahesekeun aing."
Ismail yang tak paham bahasa Sunda berpikir bahwa Kiai Asep sedang berdoa dengan menggunakan mantra-mantranya. Bocah kecil itu pun mengaminkan dengan penuh harap agar si anjing segera pulih.
Tapi ternyata, diam-diam Ismail menghafalkan kata-kata yang dia kira do'a. Setelah itu, Kiai Asep kembali ke pondok seraya berpesan kepada Ismail agar segera kembali untuk mengaji.
Seminggu kemudian, Ismail menyambangi rumah Kiai Asep dengan maksud untuk melapor bahwa anjing yang di hutan itu sudah sembuh.
Saat tiba di rumah Kiai Asep, Ismail terkejut. Sebab, guru ngajinya itu sedang sakit demam. Padahal selama ini, Kiai Asep tidak pernah terlihat sakit saat mengajar.
Karena kepeduliannya terhadap sang guru, Ismail mendekat ke tempat tidur Kiai Asep dan menempelkan telapak tangannya ke dahi gurunya itu.
Selanjutnya, Ismail membaca mantra, "Njing njing. Lamun sia rek modar, gancang modar wae, mun rek hirup, gancang geura cageur, ulah ngahesekeun aing."
Tentu saja, Kiai Asep kaget bukan main. Dia kemudian tertawa terpingkal-pingkal dan seketika itu juga langsung sembuh.
"Dasar gelooooo siah Ismail! Aing teu hayang seuri ge jadi seuri," kata Kiai Asep setengah teriak seraya tertawa, disambut Ismail yang juga tertawa terbahak-bahak padahal tak paham artinya.
Hahahahahahaha...
0 komentar: